Jumat, 08 Oktober 2010

RESENSI BUKU: "Gagal Vs Sukses"

Oleh Kurtubi

Judul buku
Kamu juga bisa gagal

Penulis
Luqman Haqani

Penerbit
Pustaka Ulumuddin

Halaman
112 hal


Kegagalan, mungkin tak asing lagi dalam kehidupan kita. Setiap insan pasti akan menjumpainya, tidak pandang bulu atau suku, ras dan keturunan. Baik dari kalangan birokrat maupun rakyat jelata sekalipun, membincangkan kegagalan sama halnya dengan membincangkan tentang hidup manusia. Kegagalan bagi manusia, merupakan dari proses hidup. Tak ada manusia yang hidup didunia ini yang tidak pernah mengalami kegagalan. Bahkan, para Nabi Allah swt sekalipun, juga orang-orang terampil, jenius, kaya, berkuasa dan sebagainya.

Perlu diingat bahwa kegagalan tidak memandang status social, apalagi nama dan keturunan. Kita ambil contohnya. Seorang pemimpin yang merasa mampu untuk membawa rakyat/masyarakat kearah yang lebih stabil, dan ternyata pemimpin itu dinilai tak berhasil/gagal maka dengan serta merta masyarakat akan mencemoohkannya. Kita tengok kronologi 28 Januari 2010 silam. Bertepatan dengan 100 hari sejak dilantiknya presiden SBY dan Wapres Boudiono, para demonstran dari berbagai kalangan turun kejalan menyampaikan orasinya dan menggembor-gemborkan kegagalan SBY, dalam program 100 hari masa kepemimpinanya. Ironisnya para demonstran yang membawa seekor karbau tertempel foto SBY dikepalanya, yang dinamai ”SiBuYa”. Respon SBY sendiri, ketika pertemuan dengan para gubernur dan para kabinetnya di Cipanas minggu silam, menafsirkan kerbau yang diidentikkan dengan dirinya berbadan gemuk, malas bekerja dll. Kegagalan tidak memandang jabatan, profesi dan sebagainya.

Jika kita membincangkan tentang kesuksesan, tidak semudah dengan membincangkan kegagalan. Kesuksesan belum tentu menjadi bagian hidup setiap orang. ”Lukman Haqani” Memaparkan dalam bukunya (Kamu Juga Bisa Gagal). Sukses sejati sebenarnya adalah orang yang berhasil mengenal Allah, berani taat kepada Allah, dan berhasil menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang sukses termasuk orang yang tau atau mengerti akan dirinya. Setelah tau akan dirinya, maka ia akan mengenal Allah. Di jelaskan dalam satu keterangan; Ta’limu ta’lim (kitab kuning)

”من عرف نفسه فقد عرف رٌبه ”

”Barangsiapa mengenal dirinya sendiri, sesungguhnya ia akan mengenal Tuhanya.”
Betapa bernilai ketika sukses duniawi diperoleh seiiring ketaatan kita kepada Allah swt.

Ilmuan mengatakan; ”orang sukses adalah orang yang menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemaren”. Orang sukses, harus punya prinsip di antaranya penuh percaya diri.Contohnya: Saya pasti bisa!! Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri, tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya. Saya bisa belajar dari kegagalan/kesalahan, Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga, karena membantu saya memahami tantangan. Orang sukses adalah orang yang bisa bangun dari keterpurukan membuang jauh rasa depresi, menyimpan rapat-rapat dalam peti kehidupan hati. Kenangan masa lalu yang selalu menjadikan jiwa kita berjiwa Inferior (Bermutu rendah) setiap melakukan sesuatu selalu dibentengi dengan perasaan rendah diri, was-was, takut dan sebagainya. Bahkan prestasi yang kita raih, dalam batinya ia menentang karena bukan dari usahanya melainkan hasil bantuan orang lain. Inilah fenomena Inferio,. yang terus menjamur dan bahkan membudaya pada generasi-generasi. Selanjutnya, hal ini bukan penemuan baru di dunia pendidikan. Jangan pernah menjadikan hidup kita terperangkap dalam kehinaan, buang jauh perasaan yang terus menghalang-halangi kita dalam meniti karier dan meraih kesuksesan.

Bulletin Ciplukan Edisi 4
22 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar