Jumat, 08 Oktober 2010

Maulid Nabi SAW Ajaran dan Penerapan

Oleh: Ahyani

Kini bulan Rabiul awal telah datang. Bulan dimana nabi junjungan kita, nabi Muhammad di lahirkan, dan kaum muslimin merayakannya. Sa’at itulah kecintaan pada nabi Muhammad SAW di tunjukan dan segala kisah hidupnya di ceritakan, untuk di teladani oleh sekian banyak umat manusia.

Siapakah yang tidak kenal beliau, beliau adalah orang nomor satu yang paling berpengaruh di dunia. Nabi Muhammad adalah sosok yang paling berpengaruh dalam aspek kehidupan masyarakat. Beliau tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga mengajarkan politik, ekonomi dan pergaulan dalam masyarakat.

Tapi, 14 abad yang silam, nabi yang amat kita cintai telah di panggil oleh Allah SWT. Karena beliau juga manusia biasa yang pasti akan mengalami kematian. “Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian”. Beliau sangat cinta kepada umatnya, itu di buktikan ketika saat maut akan menjemput beliau. Beliau berkata, ”umatku, umatku, umatku”. Pertanyaanya ”sudahkah kita mencintai beliau seperti beliau mencintai kita selaku umatnya?

Memperingati maulid nabi merupakan salah satu bentuk kecintaan kita terhadap beliau. Apakah sebenarnya makna dari peringatan maulid itu sendiri ?
Apakah dengan mengadakan berkatan, membuat panjang, tabligh akbar, dzikiran, sminar dan lain sebagainya. Apakah itu maknanya ?

Ini semua tergantung dari sudut pandang masing-masing orang yang memaknainya.Makna yang sebenarnya dari peringatan maulid itu sendiri, kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya ”sungguh telah ada pada diri Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagimu”. Berdasarkan ayat diatas, jeals bahwa meneladani ajaran dan tindak tanduk beliau merupakan makna dari peringatan maulid. Tetapi, ironisnya sekarang banyak yang memperingati maulid hanya sekedar ceremonial belaka. Mereka memperingati maulid tetapi ajaran nabi muhammmad SAW tidak mereka laksanakan. Tak perlu jauh-jauh memberikan contohnya. Masalah kebersihan saja kita lihat disekitar kita, sampah berserakan dimana-mana tapi sikap yang kita tunjukkan adalah sikap acuh tak acuh, masa bodoh dengan keadaan tersebut. Bukankah kita sudah mengetahui hadits Nabi yang mengatakan bahwa ”kebersihan itu sebagian dari pada iman”. Ini adalah salah satu ajaran dari beliau yang sangat cinta terhadap kebersihan, karena dari lingkungan yang bersih akan tercipta lingkungan yang sehat.
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda yang artinya ” islam itu agama yang suci, maka bersucilah. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang suci”.

Apalah artinya kita merayakan maulid Nabi, sedangkan ajaran rasulullah tidak kita terapkan. Apabila kita mengaku umat Rasulullah dan ingin diakui Rasul sebagai umatnya maka jalankanlah sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari. Karena apabila kita tidak menjalankan sunnahnya maka kita tidak termasuk umatnya. Bukankah kita mengharapkan syafa’at dari beliau di akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita jalankan ajaran beliau agar kita memperoleh syafa’atnya.(CPUK.red).

”Muhammad kekasih Allah swt, syafa’atnya selalu diharapkan dihari yang sangat mencekam,hari kiamat yang menakutkan”.( Kitab Burdha ).

Penulis adalah Siswa kelas X A

Bulletin Ciplukan Edisi 4
22 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar