Kamis, 07 Oktober 2010

Ade, Siapakah Dia….?

Nama panggilan Ade, nama lengkapnya cuma Ade. Banyak teman-temannya memanggilnya “Ade Fakot”, atau Ade Doang, karena namanya memang cuma Ade.

Lahir di Serang, tanggal 7 Maret 1992, di desa Kentir. Suatu pedesaan yang berada di lereng gunung yang jauh dari keramaian kota. Tidak sedikit orang yang memandang rendah suatu desa yang berada di dekat gunung seperti kentir ini.

Tidak banyak orang yang mengenal Ade. Dia juga tidak terlalu aktif di organisasi, alasannya dia sibuk dengan kegiatan di pesantren. Tidak banyak orang yang memperhatikan dia. Tatapi, krue CIPLUKAN sudah cukup lama memperhatikan dia. Kanapa? Karena kami mencari seseorang yang tepat untuk kemudian dijadikan profil buat madding terbitan pertama.

Apa alasannya? Karena dia sosok yang tidak banyak orang kenal, tetapi punya keunggulan. Keunggulannya merupakan modal seseorang menjadi sukses. Sukses dunia dan juga akhirat. Dia unggul dalam KEDISIPLINAN DAN CARA DIA MENGHARGAI WAKTU.

Lihat saja, dia berangkat sekolah paling telat jam 07.00. Bukan cuma itu, dia juga berpakaian rapih. Di saat sudah jarang siswa laki-laki yang berpakaiab sewajarnya, dia tampil dengan wajar, sesuai dengan peraturan sekolah yang berlaku. Yang paling hebat dari sosok Ade , sampai sekarang tidak mau lepas peci sebagaimana siswa-siwa MA pada umumnya. Ini sebagai catatan penting gambaran kepatuhan terhadap aturan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Ketika kami tanya perihal pecinya, Dia bilang, “sudah menjadi kebiasaan saya sejak SD, saya tidak pernah terlambat ataupun berpakaian di luar aturan sekolah.

Sering dia sendirian di sekolah karena berangkat terlalu pagi, meskipun dia sekaramg tinggal di pesantren yang kalau mandi harus ngantri, tapi itu bukan menjadi alasan untuk dia tidak berangkat pagi. Dia tidak pernah melanggar aturan sekolah atau membuat kegaduhan di dalam kelas. Yang jelas menurut dia kedisiplinan dan tepat waktu adalah hal yang penting dalam kehidupan.

Dia juga ikut komentar tentang siswa yang suka berangkat siang, “saya tidak sepenuhnya menyalakan siswa yang suka berangkat siang yang terkadang jam 07.30 atau bahkan jam 08.00 baru berangkat, karena mungkin mereka jenuh, kenapa, karena ketika mereka berangkat pagi mereka harus lama menunggu di dalam kelas untuk menerima pelajaran, karna gurunya yang belum datang.”. Menurut dia seandainya saja dewan gurunya datang lebih pagi, pasti siswanya pun bisa menyesuaikan. Pepatah lama mengatakan,”Kacang panjang tumbuh mengikuti lanjarannya”.memang sih itu bukan sebuah jaminan, tapi apa salahnya kalau kita coba, paling tidak itu mengurangi angka keterlambatan siswa.
Dalam hadits pun di katakan, “waktu itu bagaikan pedang”. (CPUK-red).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar